Kamis, 20 Oktober 2016

essay of speech pembelajaran writing

SPEECH 

     Speech is an activity of public speaking or giving speeches to express their opinions, or to give an idea about something. Speech is usually performed by a person who gives speeches and statement about things / events that are important and should be discussed. Speech is also the skill in the subject of English. Before starting a speech many things to consider in making and presenting a speech.
     The steps prepare of specch text. In speech the first step is determine topics of interest in accordance with the allocation of time. The next step is determine the purpose of the speech. The important thing is determine the material of speech. In order for speech based on the facts available and not based on the opinion.
     The structures make speech well. In speech usually attended by many people. The addresses should be used to be the one right. For example, speech for president, the greeting use the honourable Jokowi the president of Indonesia. Greeting should be used based on the situation. The opening part of the speech should be related to the title of the speech. As well convey intent speaker. Part discussion of speech must develop ideas speeches. The concluding part is important because it provides an opportunity for the speaker to clarify their ideas to the audiences.
     Some aspects of behavior that should be there when delivering a speech. A speech that life is a gestural communication that involves the movement of the hands, head, face. Eye contact is one form of communication that could lead to the appeal when delivering a speech. The position of the body covering how to walk, stance, using a podium and microphone, as well as the distance between the speaker and the audience stands. Aspects related to the appearance of clothing, which used to be related to the topic of speech.
     In the end, based on the point above can be concluded that the speech don’t just say the ideas, advice, and message verbally in front of crowds. However, in preparing and delivering speech must concider measures, structural, behavioral aspects of the speech that the speech made more attractive and acceptable to the audience

Sabtu, 04 Juni 2016

Hubungan memproduksi kemampuan berbicara, pemahaman kemampuan berbicara dan pikiran

A.   1. Pemahaman kemampuan berbicara tentu mendahului memproduksi kemampuan berbicara.

Dalam pembelajaran setiap bahasa di dunia,  anak pertama harus mampu memahami arti dari bahasa sebelum mereka sendiri dapat memproduksinya. Meskipun anak-anak mungkin pada waktu berbicara sesekali atau frase,  biasanya contoh suara menggema diucapkan tanpa tahu akan maknanya. Dasar dari semua bahasa berarti, dan tanpa memiliki kesempatan untuk mendengar dan memahami kata-kata, frase, dan kalimat dalam konteks yang bermakna, anak-anak tidak bisa menghasilkan bahasa yang bermakna.

Anak-anak harus terlebih dahulu dikenalkan ucapan dengan hubungan yang jelas dengan artikel yang dirujuk sebelum mereka sendiri bisa mulai mengatakan ucapan-ucapan. Contohnya Inggris atau Cina, hal ini diperlukan bahwa mereka akan mempelajari bahasa itu. Namun, paparan sederhana tidak cukup untuk akuisisi bahasa terjadi.  Hal ini juga perlu bahwa kemampuan  berbicara anak-anak terkait dengan objek, peristiwa, dan situasi di lingkungan fisik mereka, dan peristiwa subyektif dalam pikiran mereka seperti nyeri, rasa lapar, keinginan. Anak-anak tidak akan belajar bahasa jika semua kemapuan suara berbicara, tidak peduli berapa kali itu diucapkan. Misalnya, jika mendengar suara berbicara /neko/ seratus kali, orang akan memiliki cara untuk mengetahui bahwa itu kucing (di jepang) kecuali ada beberapa petunjuk lingkungan. Bentuk suara dari sebuah kata harus dikaitkan dengan sesuatu yang memberikan petunjuk mengenai maknanya. Tanpa asosiasi suara-yang berari, ucapan belaka bentuk suara merupakan makna komunikatif.

Anak-anak kadang-kadang dapat mengulang kata-kata atau frase yang mereka dengar, tapi ini bukanlah bukti untuk brlajar kecuali suara yang digunakan dalam konteks yang bermakna yang cocok untuk bentuk suara mereka. Hanya ketika suara berbicara yang tepat digunakan dalam situasi apakah ada dasar untuk menyalahkan pengetahuan bahasa untuk pengucap lainnya. Misalnya yang dapat meniru kata-kata bahasa sangat jelas tetapi umumnya mereka tidak dapat melakukannya dalam konteks yang bermakna. Popperberg and Kozak menunjukkan bahwa burung beo bisa belajar sebanyaknya lebih dari kera.

2. Membaca Sebelum Belajar Berbicara

Orang tua selalu mencatat bahwa anak-anak mampu mmahami lebih dari apa yang anak-anak dapat katakan. Steinberg dan steinberg 1975, mereka mengajarkan anak-anak mereka untuk membaca (memahami makna) banyak kata-kata yang tertulis, frase, dan kalimat sebelum mereka bisa mengatakan. Dengan demikian, ia mampu merespon dengan tepat untuk kata-kata dan kalimat, misalnya “membuka pintu” apakah mereka dalam berbicara atau dalam menulis dan bahkan ketika dia sendiri tidak mengatakan kata-kata.

B.    3. Kekurangan relative dari pemahaman pembelajaran

Sayangnya, meskipun kemampuan pemahaman berbicara memainkan peran penting dalam akuisisi bahasa, relative bebberapa penelitian telah dilakukan. Sebagian besar peelitian pemerolehan bahasa menyangkur dengan perkembangan produksi ujaran. Alasa itu sederhana: studi produksi yang lebih mudah untuk dilakukan. Produksi dari proses ujaran, ucapan anak, adalah sesuatu yang dapat diamati langsung sementara produksi dari proses pemahaman, makna, tidak bisa. Seperti meminta anak-anak untuk melakukan tindakan dalam menanggapi permintaan atau untuk menjawab pertanyaan jika mereka dapat. 

Sulit terlibat dalam upaya untuk mengumpulkan data yang relevan dari anak-anak dalam hal ini tidak boleh diremehkan. Mempertimbangkan pengalaman dari beberapa penelitian Brown & Bellugi 1964.

Seorang anak bahkan mungkin tidak menjawab dan lari. Sementara ini sendiri tidak berarti bahwa anak belum paham, para peneliti tidak bisa mendapatkan data yang diinginkan.

Salah satu metode jika pengujian pemahaman digunakan mengukur yang  berhubungan dengan (ERPs) dimana elektroda ditempatkan pada kepala sehingga untuk mengukur aktivitas listrik di otak dalam menanggapi masukan bahasa. Metode lain, yang digunakan oleh Hirsch-Pasek & Golinkoff 1991, 1993. Telah mengikuti preferensi visual anak-anak dengan mengamati mana dari dua layar video mereka menonton dalam menanggapi rangsangan bahasa tertentu. Jika anak lebih suka layar viedo yang menampilkan tindakan yang sesuai dengan kalimat yang anak dengar, mereka berpendapat anak telah menunjukkan beberapa pemahaman (Golinkoff & Hitsch_Pasek 1995.